A. Reaksi Reversible dan Reaksi Nonreversibel
Pada umumnya reaksi-reaksi kimia tersebut berlangsung dalam arah bolak-balik (reversible), dan hanya sebagian kecil saja yang berlangsung satu arah. Pada awal proses bolak-balik, reaksi berlangsung ke arah pembentukan produk, segera setelah terbentuk molekul produk maka terjadi reaksi sebaliknya, yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. Ketika laju reaksi ke kanan dan ke kiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah maka kesetimbangan reaksi tercapai.
Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi dan konsentrasi pereaksipun berkurang. Beberapa waktu kemudian reaksi dapat berkesudahan, artinya semua pereaksi habis bereaksi. Namun banyak reaksi tidak berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dan produk reaksi menjadi tetap. Reaksi yang demikian disebut reaksi reversibel dan mencapai kesetimbangan. Pada reaksi semacam ini produk reaksi yang terjadi akan bereaksi membentuk kembali pereaksi. ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke depan (ke kanan), sedangkan laju reaksi sebaliknya kebelakang (ke kiri) bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi produk reaksi semakin bertambah.
Contoh :
Jika campuran gas nitrogen dan hidrogen dipanaskan akan menghasilkan amonia, dengan reaksi: N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) Sebaliknya, jika amonia (NH3) dipanaskan akan terurai membentuk nitrogen dan hidrogen, dengan reaksi:
2NH3(g) → N2(g)
+ 3H2(g)
Apabila diperhatikan ternyata reaksi pertama merupakan kebalikan dari reaksi kedua. Kedua reaksi itu dapat digabung sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g) ⇄2NH3(g)
Tanda dimaksudkan untuk menyatakan reaksi dapat balik. Reaksi ke kanan disebut reaksi maju, reaksi ke kiri disebut reaksi balik.
B. Reaksi Setimbang
Keadaan kesetimbangan dinamis akan dicapai apabila dua proses yang berlawanan arah berlangsung dengan laju reaksi yang sama dan konsentrasi tidak lagi mengalami perubahan atau tidak ada gangguan dari luar. Sebagai contoh keadaan kesetimbangan dinamis, kita perhatikan reaksi penguraian (dissosiasi) gas N₂O₄ sebagai berikut :
Tak berwarna merah-coklat
Andaikan sejumlah mol gas N2O4 dimasukkan ke dalam
suatu bejana tertutup. Mula-mula dengan segera gas N2O4
yang tidak berwarna tersebut terdisosiasi menjadi NO2 yang berwarna
merah-coklat. Akan tetapi setiap dua molekul NO2 dengan
mudah bergabung menjadi molekul zat N2O4
kembali. Mula–mula reaksi pembentukan N2O4.
Namun laju reaksi pembentukan N2O4 juga makin lama makin
bertambah besar sesuai dengan pertambahan jumlah NO2 yang terbentuk.
Pada suatu saat laju reaksi disosiasi N2O4 sama dengan
laju reaksi pembentukan N2O4. maka Keadaan inilah yang
disebut Keadaan kesetimbangan. Pada keadaan kesetimbangan, jumlah molekul NO2
dan N2O4 tetap. Akan tetapi reaksi penguraian dan
pembentukan N2O4 tetap berlangsung secara terus menerus
tidak kunjung berhenti. Contoh lain dari reaksi kesetimbangan dinamis misalnya
dalam dunia industri, amonia dibuat dari gas nitrogen dan gas hidrogen menurut
persamaan adalah:
Stokiometri reaksi menunjukkan bahwa dalam suatu ruangan tertutup 1 mol gas nitrogen dipanaskan bersama 3 mol gas hidrogen. Membentuk 2 mol amonia. Akan tetapi, dari percobaan diketahui bahwa hasil seperti itu tidak pernah dicapai. Pada awalnya, hanya terjadi satu reaksi yaitu pembentukan amonia. Mengapa hal itu terjadi, ternyata reaksi berlangsung tidak tuntas. Reaksi “seperti berhenti“ setelah sebagian nitrogen dan hidrogen bereaksi. Reaksi berakhir dengan suatu campuran yang mengandung NH3, N2, dan H2. Keadaan seperti itu disebut keadaan setimbang.
Seperti telah disebutkan di
atas, amonia dapat pula terurai membentuk nitrogen dan hidrogen. Oleh karena
itu, segera setelah terbentuk sebagian amonia akan terurai kembali gas nitrogen
dan gas hidrogen seperti pada persamaan reaksi:
2NH3(g) ⇄ N2(g) + 3H2(g)
Selanjutnya, kedua reaksi tersebut akan berlangsung secara bersamaan (simultan) menurut reaksi dapat terjadi dua arah sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)
Misalkan laju reaksi kekanan v1 dan laju
reaksi balik v2. Sebagaimana telah dipelajari dalam bab sebelumnya
yaitu laju reaksi, bahwa nilai v1 bergantung pada konsentrasi N2
dan H2, sedangkan nilai v2 bergantung pada konsentrasi NH3.
pada awal reaksi, v1 mempunyai nilai maksimum, sedangkan v2
= 0 (karena NH3 belum ada). Selanjutnya seiring dengan berkurangnya
konsentrasi N2 dan H2, nilai v1 makin lama
makin kecil. Sebaliknya, dengan bertambahnya konsentrasi NH3, nilai
v2 makin lama makin besar. Pada suatu saat, laju reaksi maju (v1)
menjadi sama dengan laju reaksi balik (v2). Hal itu berarti bahwa
laju menghilangnya suatu komponen sama dengan laju pembentukan komponen itu.
Berarti, sejak v1 = v2, jumlah masing-masing komponen
tidak berubah terhadap waktu oleh karena itu tidak ada perubahan yang dapat
diamati terhadap waktu. Oleh karena itu tidak ada perubahan yang dapat diamati
atau diukur (sifat makroskopis tidak berubah), reaksi seolah-olah telah
berhenti. Keadaan seperti itu disebut keadaan
setimbang (kesetimbangan). Akan tetapi, percobaan menunjukkan bahwa dalam
keadaan setimbang reaksi tetap berlangsung pada tingkat molekul (tingkat
mikroskopis). Oleh karena itu, keseimbangan kimia disebut Kesetimbangan dinamis. Perubahan v1 dan v2
terhadap waktu ditunjukkan. Pada kondisi ini konsentrasi N2 dan H2
(pereaksi) turun, konsentrasi NH3 (hasil reaksi) naik. Pada keadaan
setimbang konsentrasi masing-masing zat tetap.
Akan tetapi ada banyak reaksi yang memerlukan waktu
lebih lama untuk mencapai keadaan setimbang. Misalnya, reaksi gas nitrogen
dengan gas hidrogen membentuk amonia: N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)
memerlukan waktu berhari-hari untuk mencapai kesetimbangan, meskipun dilakukan
pada suhu 500oC. Cepat lambatnya suatu reaksi mencapai kesetimbangan
bergantung pada laju reaksinya. Semakin besar laju reaksi, semakin cepat
kesetimbangan tercapai.
1)
Pada awal konsentrasi berubah dengan cepat
2)
Pada waktu t, konsentrasi tidak berubah karena sistem berada
dalam keadaan kesetimbangan.
3)
Laju perubahan konsentrasi berkurang ketika reaksi
berlangsung sampai mencapai nol, ketika sistem mencapai kesetimbangan.
Secara garis
besar Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup.
Sementara itu, pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem terbuka.
Sebagaimana kita saksikan, berbagai proses alami, seperti perkaratan logam,
pembusukan, dan pembakaran merupakan reaksi yang berlangsung searah. Akan
tetapi, jika sistemnya kita perbesar misalnya mencakup atmosfir secara keseluruhan,
kita dapat melihat berbagai keseimbangan. Misalnya kesetimbangan yang mengatur
komposisi atmosfir yang relatif konstan dari waktu ke waktu.
C. Kesetimbangan homogen dan Heterogen
Reaksi
dapat diibedakan menjadi dua macam yaitu reaksi kesetimbangan
homogen dan reaksi kesetimbangan heterogen. Reaksi Kesetimbangan Homogen
merupakan reaksi kesetimbangan dimana semua fasa senyawa yang bereaksi sama.
Contoh :
a. N2(g)
+ 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)
b. H2O(l) ⇄ H+(aq) + OH-(aq)
c. CH3COOH(aq) ⇄ CH3COO-(aq)
+ H+(aq)
Sedangkan reaksi kesetimbangan heterogen dimana reaktan dan produk yang berbeda fasa.
Contoh :
a. CaCO3(s) ⇄ CaO(s) + CO3(g)
b. Ag2CrO4(s) ⇄ Ag2+(aq)
+ CrO42-(aq)
c. 2
C(s) + O2(g) ⇄ 2CO(g)
d. 2
NaHCO3(s) ⇄ Na2CO3(s) + CO2(g)
+ H2O(g)