Energi
merupakan besaran skalar yang menyatakan kemampuan untuk melakukan usaha. Kalor
merupakan salah satu bentuk dari energi. Sinar matahari yang diserap oleh
tumbuh-tumbuhan diubah menjadi energi kimia berupa karbohidrat. Dari contoh
tersebut dapat dilihat bahwa suatu bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk
energi yang lain. James Prescott Joule
(1818-1889) merumuskan azas/kekekalan energi.” Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah
dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain”. Jadi, energi yang
menyertai suatu reaksi kimia, ataupun proses fisika, hanya merupakan
perpindahan atau perubahan bentuk energi. Jumlah total energi kalor yang
terkandung dalam suatu materi disebut entalpi dan diberi simbol huruf H.
Entalpi suatu reaksi suatu zat tidak berubah (tetap) selama tidak ada energi
yang masuk atau keluar.
1.
Sistem
dan Lingkungan
Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian atau pusat pengamatan
yang kita pelajari perubahan energinya. Sedangkan yang disebut lingkungan
adalah segala sesuatu di luar sistem. Interaksi anatara sistem dan lingkungan
dapat berupa pertukaran materi dana/atau pertukaran energi. Berkaitan dengan
itu, sitem dapat dibedakan atas sitem terbuka, sistem tertutup, dan sistem
terisolasi.
a. Sistem
terbuka adalah sistem yang mungkin terjadi perpindahan kalor dan perpindahan
materi antara sistem tersebut dengan lingkungannya. Misalnya:
b. Sistem
tertutup adalah antara sistem dan lingkungan dapat terjadi perpindahan energi, tetapi
tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem
tertutup. Misalnya :
c.
Sistem terisolasi adalah sistem yang
tidak memingkinkan terjadinya perpindahan energi dan materi antara sistem dan
lingkungan. Misalnya :
2.
Entalpi dan Perubahan Entalpi
Jika suatu sistem mengalami
perubahan dan dalam perubahan tersebut terjadi penyerapan kalor, sebagian
energi kalor yang diserap digunakan untuk melakukan kerja (w). Sebagian lain dari energi tersebut disimpan dalam sistem,
dan energi tersebut disebut energi dalam (U).
Energi
dalam (U) adalah total energi kinetik (Ek) dan energi potensial (EP)
yang ada di dalam sistem. Oleh karena itu, energi dalam bisa dirumuskan dengan
persamaan :
U = Ek
+ Ep
Perubahan energi dalam
dapat diketahui dengan mengukur kalor (q) dan kerja (w), yang akan timbul jika
suatu sistem bereaksi. Oleh karena itu, perubahan energi dalam dirumuskan
dengan persamaan :
∆H= q + w
Jika sistem menyerap kalor, q
bernilai positif, sedangkan jika sistem mengeluarkan kalor, q bernilai negatif.
Jika sistem melakukan kerja, w pada rumus tersebut bernilai negatif, sedangkan
jika sistem dikenai kerja oleh lingkungan, w bernilai positif.
Perubahan
kalor pada tekanan tetap yang merupakan fungsi keadaan, disebut dengan entalpi
dan dilambangkan dengan huruf “H” (dari kata heat) sehingga :
H = U + PV
3.
Kalor
Reaksi
Kalor reaksi adalah kalor yang berpindah
dari sistem ke lingkungan atau dari lingkungan ke sistem agar temperatur sistem
sesudah reaksi sama dengan temperatur sistem sebelum reaksi.
a. Reaksi
Eksoterm dan Reaksi Endoterm
|
Pada
reaksi eksoterm, sistem melepas energi. Oleh karena itu, entalpi akan
berkurang, artinya entalpi produk (HP)
lebih kecil daripada entalpi pereaksi (HR).
Oleh karena itu , perubahan
entalpinya bertanda negatif
Hproduk < Hreaktan
△Hreaksi <0 (negatif)
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap
energi. Oleh karena itu, entalpi akan bertambah, artinya entalpi produk (HP) lebih besar daripada
entalpi pereaksi (HR).
Akibatnya, perubahan entalpi (∆H), yaitu selisih antara entalpi produk dengan
entalpi pereakasi (HP –HR) bertanda positif.
Hproduk > Hreaktan
△Hreaksi > 0 (positif)
Perubahan
entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan diagram
tingkat energi, seperti berikut :
Pada
reaksi eksoterm sistem melepaskan kalor ke lingkungan, dengan kata lain entalpi
sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil dari pada
entalpi pereaksi. Oleh karena itu perubahan entalpinya bertanda negative (-).
Pada reaksi endoterm entalpi produk lebih tinggi daripada
entalpi reaktan, hal ini dikarenakan reaksi endoterm menyerap energi kalor,
dengan kata lain energi systjem akan bertambah, artinya entalpi produk lebih
besar dari pada entalpi pereaksi. Oleh karena itu perubahan entalpi bertanda
postif (+).
4.
Persamaan
Termokimia
Persamaan
reaksi yang menyatakan Jumlah mol dan keadaan fisik
masing-masing zat (perekasi amaupun hasil reaksi) serta perubahan entalpi (∆H)
untuk reaksi yang bersangkutan disebut dengan Persamaan Termokimia. Jika zat-zat yang terlibat dalam reaksi pada
keadaan standar (tekanan 1 atm dan temperatur 25ºC)
maka perubahan entalpinya ditandai dengan (∆Hº).
Sebagai
contoh reaksi anatara gas nitrogen dan gas hidrogen membentuk amonia menurut
reaksi sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g)
→2NH3(g) ∆Hº = -92,0 kJ
Persamaan
reaksi tersebut menunjukkan bahwa reaksi antara 1 mol gas N2 dengan
3 mol gas NH3 pada 25ºC dan tekanan 1 atm membebaskan kalor sebesar
92,0 Kj. Jika zat-zat yang direaksikan dilipatkan dua maka kalor reaksi yang
dibebaskan juga menjadi dua kali lipatnya. Demikian pula jika hanya direaksikan
0,5 mol gas N2 atau setengahnya maka kalor yang dibebaskan juga
hanya akan setengahnya. Persamaan termokimianya dituliskan :
2N2(g) + 6H2(g)
→ 4NH3(g) ∆Hº = -184,0 kJ
½N2(g)
+ 1½H2(g)
→ NH3(g) ∆Hº = -46,0 kJ
MATERI
PEMBELAJARAN
1.
Perubahan
Entalpi Molar Standar
Perubahan
entalpi standar adalah suatu perubahan entalpi yang diukur pada kondisi
standar, yakni pada suhu (25ºC)
dan tekanan 1 atm. ∆Hº mempunyai satuan energi, yakni kJ (kilo Joule)
dalam sistem Internasional. Nilai ∆Hº umumnya diberikan dengan basis 1 mol dari suatu
zat yang terlibat dalam suatu reaksi. Oleh karena itu dikenal juga istilah perubahan
entalpi molar standar dengan satuan kj/mol. Terdapat berbagai jenis
perubahan entalpi molar standar untuk reaksi kimia dan juga perubahan
fisikanya, di antarnya :
a. Perubahan
Entalpi Pembentukan Standar (∆Hºf)
Menyatakan perubahan
entalpi pada pembentukan 1 mol zat zat dari unsur-unsurnya pada kondisi
standar. Sebagai contoh, ∆Hºf
untuk pembentukan 1 mol gas metana (CH4) adalah
sebesar -74,8 kJ/mol. Maka persamaan termokimianya adalah :
C(s, grafit)
+ 2H2(g) → CH4(g) ∆Hº = -74,8 kJ/mol
Contoh
persamaan termokimia untuk pembentukan senyawa lainnya adalah :
Entalpi
pembentukan standar (∆Hºf)
uap air sebesar -242 kJ/mol
½O2(g)
+ H2(g) → H2O(g) ∆Hº = -241,84 kJ/mol
Zat
|
∆Hº
|
Zat
|
∆Hº
|
Al2O3(s)
|
-1.676
|
H2O(g)
|
-242
|
Br2(g)
|
+30.9
|
H2O2(l)
|
187,8
|
HBr(g)
|
-36
|
I2(g)
|
+62,4
|
CaCO3(s)
|
-1.207
|
HI(g)
|
+26
|
CaCl2(s)
|
-795.8
|
Fe2O3(s)
|
-822,2
|
CaO(s)
|
-635,5
|
Fe3O4(s)
|
-1.118,4
|
Ca(OH)2(s)
|
-986,6
|
Pb(s)
|
0
|
CaSO4(s)
|
-1.433
|
PbO(s)
|
-217,3
|
C(s)
grafit
|
0
|
PbO2(s)
|
-277
|
C(s)
intan
|
+1,88
|
Pb(OH) (s)2
|
-515,9
|
CO(g)
|
-110
|
PbSO4(s)
|
-920,1
|
CO2(l)
|
-394
|
MgCl2(s)
|
-641,8
|
CO2(aq)
|
-413,8
|
Mg(OH)2(s)
|
-924,7
|
CS2(l)
|
+89,5
|
NH3(g)
|
-46,0
|
CS2(g)
|
+117
|
NH4Cl(s)
|
-314,4
|
CH4(g)
|
-79,4
|
NO(g)
|
+90,4
|
C2H2(g)
|
+227
|
NO2(g)
|
+34
|
C2H4(g)
|
+51,9
|
N2O(g)
|
+81,5
|
C2H6(g)
|
-84,5
|
HNO3(l)
|
-174,1
|
C3H8(g)
|
-104
|
O2(g)
|
0
|
C4H10(g)
|
-126
|
O3(g)
|
+143
|
C6H6(g)
|
+49,0
|
KCl(s)
|
-436,8
|
CH3OH(l)
|
-238
|
SiH4(s)
|
+33
|
C2H5OH(l)
|
-278
|
NaF(s)
|
-571
|
HC2H3O2(l)
|
-487,0
|
NaCl(s)
|
-413
|
HCHO(g)
|
-108,6
|
NaBr(s)
|
-360
|
C6H5CO2H(s)
|
-385,1
|
NaI(s)
|
-288
|
CO(NH2)2(s)
|
-333,5
|
NaHCO3(s)
|
-947.7
|
Cl2(g)
|
0
|
Na2CO3(s)
|
-1131
|
HCl(g)
|
-92,5
|
NaO2(s)
|
-504
|
HCl(aq)
|
-167,2
|
NaOH(s)
|
-426,8
|
CuCl2(s)
|
-172
|
Na2SO4(s)
|
-1.384,49
|
CuO(s)
|
-155
|
S(s, rombik)
|
0
|
Cu2S(s)
|
-79,5
|
SO2(g)
|
-297
|
CuS
|
-53,1
|
SO3(g)
|
-396
|
CuSO4
|
-771,4
|
H2SO4(l)
|
-813,8
|
HF(g)
|
-271
|
ZnO(s)
|
-348
|
H2(g)
|
0
|
ZnSO4(s)
|
-982,8
|
H2O(l)
|
-286
|
b. Perubahan
Entalpi Penguraian Standar (∆Hºd)
Merupakan
kebalikan dari reaksi pembentukan. Artinya perubahan entalpi yang terjadi pada
reaksi penguraian 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-unsurnya.
Entalpi
penguraian standar gas amonia (NH3) = +46,19. Persamaan Termokiamnya
ditulis sebagai berikut :
NH3(g) → ½N2(g)
+ 1½H2(g) ∆Hº = +46,19 kJ/mol
Contoh persamaan termokimia penguraian
yang lainnya adalah :
HI(g) → ½ H2(g) + ½ I2(s) ∆Hº = +25,94 kJ/mol
Besarnya entalpi
penguraian standar sama dengan entapi pembentukan standar, hanya tandanya yang
berlawanan.
c.
Perubahan Entalpi
Pembakaran Standar (∆Hºc)
Reaksi suatu zat dengan
oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah terbakar adalah unsur Carbon,
hidrogen, belerang, dan berbagai senyawa dari unsur berikut.Pembakaran
dikatakan sempurna jika :
1)
Karbon (C) terbakar
menjadi CO2
2)
Hidrogen (H) terbakar
menjadi H2O
3)
Belerang (S) terbakar
menjadi SO2
Jadi
perubahan entalpi pembakaran merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada
reaksi pembakaran 1 mol suatu zat dengan oksigen diukur pada keadaan
standar.
Sebagai
contoh, Entalpi pembakaran CH4(g) = -802 kJ/mol. Maka persamaan
termokimianya adalah sebagai berikut :
CH4(g) + 2O2 →CO2(g) + 2H2O(g)
∆Hº = -802 kJ/mol
Nama Zat
|
ΔHºc
(kJ/mol) |
Persamaan
Reaksi Pembakaran
|
|
Karbon
|
-393,5
|
C (s) + O2 (g) → CO2 (g)
|
ΔH = -393,5
|
Hidrogen
|
-285,85
|
H2 (g) + ½O2 (g) → H2O
(l)
|
ΔH = -285,85
|
Hidrogen
|
-241,8
|
H2 (g) + ½O2 (g) → H2O
(g)
|
ΔH = -241,8
|
Belerang
|
-297
|
S (s) + O2 (g) → SO2 (g)
|
ΔH = -297
|
Karbonmonoksida
|
-283
|
CO (g) + ½O2 (g)→ CO2 (g)
|
ΔH = -283
|
Metana
|
-802
|
CH4 (g) + 2O2 (g) → CO2
(g) +2H2O (g)
|
ΔH = -802
|
Asetilen
|
-1256
|
C2H2 (g) + 2½O2
(g) → 2CO2 (g) + H2O (g)
|
ΔH = -1256
|
Metanol
|
-638
|
CH3OH (l) + 1½O2 (g)
→ CO2 (g) +2H2O (g)
|
ΔH = -638
|
Isooktana
|
-5460
|
C8H18 (l) + 12O2
(g) → 8CO2 (g) + 9H2O (g)
|
ΔH = -5460
|
2.
Perubahan Entalpi Reaksi
Perubahan
entalpi (ΔH) suatu reaksi dapat
ditentukan melalui berbagai cara yaitu melalui eksperimen, berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan ΔHf0 dan berdasarkan hukum Hess.
a.
Penentuan ΔH Melalui
Eksperimen
Perubahan entalpi reaksi dapat ditentukan dengan
menggunakan suatu alat yang disebut kalorimeter (alat pengukur kalor). Dalam
kalorimeter, zat yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tempat reaksi.
Tempat ini dikelilingi oleh air yang telah diketahui massanya. Kalor reaksi
yang dibebaskan terserap oleh air dan suhu air akan naik. Perubahan suhu air
ini diukur dengan termometer. Kalorimeter ditempatkan dalam wadah terisolasi
yang berisi air untuk menghindarkan terlepasnya kalor.
Gambar: Kalorimeter
Berdasarkan
hasil penelitian, untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 10C
diperlukan kalor sebesar 4,2 kJ atau 1 kkal. Untuk 1 gram air diperlukan kalor
sebesar 4,2 J atau 1 kal. Jumlah kalor ini disebut kalor jenis air dengan
lambang c.
Jumlah
kalor yang terserap ke dalam air dihitung dengan mengalikan 3 faktor yaitu massa
air dalam kalorimeter (gram), perubahan suhu air (0C), dan kalor
jenis air. Rumusnya ditulis:
q = kalor yang
dibebaskan atau diserap
m = massa air
(gram)
c = kapasitas
kalor air (J)
b.
Penentuan ΔH Berdasarkan ΔHf0
Kondisi
standar bagi berbagai ΔH reaksi adalah 298 K dan 1 atm, serta satuan ΔH adalah
kJ dan satuan ΔH molar adalah kJ mol-1.
Harga perubahan entalpi (ΔH) reaksi dipengaruhi oleh kondisi (suhu da tekanan) pengukuran. Oleh karena itu, perlu mencantumkan suhu dan tekanan pengukuran untuk setiap data termokimia. Data termokimia yang pada umumnya ditetapkan pada suhu 250C dan tekanan 1 atm disebut perubahan entalpi standard dan dinyatakan dengan lambing ΔH0 atau ΔH298. Perubahan entalpi reaksi yang tidak menunjukkan kondisi pengukurannya dinyatakan dengan lambang ΔH saja.
Harga perubahan entalpi (ΔH) reaksi dipengaruhi oleh kondisi (suhu da tekanan) pengukuran. Oleh karena itu, perlu mencantumkan suhu dan tekanan pengukuran untuk setiap data termokimia. Data termokimia yang pada umumnya ditetapkan pada suhu 250C dan tekanan 1 atm disebut perubahan entalpi standard dan dinyatakan dengan lambing ΔH0 atau ΔH298. Perubahan entalpi reaksi yang tidak menunjukkan kondisi pengukurannya dinyatakan dengan lambang ΔH saja.
Perubahan
energi (kalor) pada pembentukan 1 mol zat langsung dari unsur-unsurnya disebut
entalpi pembentukan. Jika pengukuran dilakukan pada keadaan standar ( 298 K, 1
atm ) dan semua unsur-unsurnya dalam bentuk standar, maka perubahan energinya
disebut entalpi pembentukan standar (∆Hfo).
Contoh :
C
(s, grafit) + 2 H2 (g) → CH4 (g) ∆Hfo
= -74,8 kJ/moL
Tabel 1. Perubahan Entalpi
Pembentukan Standar dari Beberapa Zat
Cara menghitung
∆H reaksi berdasarkan data entalpi pembentukan standar :
∆Hreaksi = ∑∆Hfoproduk
- ∑∆Hforeaktan
Perhatikan contoh perhitungan
berikut.
Contoh Soal:
CH4(g) + 2O2(g)
→ CO2(g) + 2 H2O(l) ΔH = - 890,27 kJ
Berdasarkan entalpi pembentukan
standar, hitunglah ΔHf CH4(g).
Jawaban :
ΔHR = [1 ΔHf CO2 +
2 ΔHf H2O] – [ ΔHf CH4 +
3 ΔHf O2)
- 890,27 kJ = [1(- 393,51) + 2 (-285,83)] – [ ΔHf CH4 +
3 . 0] kJ
- 890,27 kJ = [- 393,51 + (-571,66)] kJ – [ ΔHf CH4]
kJ
ΔHf CH4 = - 74,9 kJ
Jadi, entalpi pembentukannya adalah -74,9
Kj.
Contoh Soal:
Tentukan entalpi pembakaran dari H2S(g),
bila entalpi pembentukan H2S, H2O, dan SO2, berturut-turut
= 20,6 kJ/mol; - 241,81 kJ/mol; dan – 296,81 kJ/mol.
Pembahasan :
Reaksi pembakaran H2S adalah
:
H2S(g)
+ ½ O2(g) → H2O(g) + SO2(g)
ΔHR =
[ΔHf H2O(g) + ΔHf SO2(g)]
– [ΔHf H2S + ΔHf O2]
=
[- 241,81 + (- 296,81)] kJ – [(-20,6) + 0] kJ
=
518,02 kJ
Jadi, entalpi pembakarannya adalah 518,02 Kj
2.
Hukum
Hess
Pada tahun 1848 seorang ilmuwan Jerman, Henry
Germain Hess (1802-1850) mengemukakan bahwa apabila suatu reaksi dapat
terjadi dalam beberapa tahap reaksi, maka perubahan entalpi untuk reaksi
tersebut secara keseluruhan dapat ditentukan dengan menjumlahkan perubahan
entalpi tiap tahap reaksi tersebut. Pernyataan ini kemudian dikenal dengan
hukum Hess. Hukum Hess ini juga dapat dinyatakan dalam pernyataan lain yaitu
perubahan entalpi suatu reaksi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir reaksi tersebut dan tidak bergantung pada proses reaksi.
Prinsip hukum
Hess ini dapat digunakan untuk menghitung perubahan entalpi suatu reaksi
berdasarkan informasi perubahan entalpi reaksi lain yang bersangkutan. Jika
tahap-tahap reaksi dinyatakan seperti pada gambar di bawah ini, maka ΔH menurut
prinsip Hukum Hess adalah sebagai berikut.
Untuk n tahap reaksi, maka:
Contohnya, yaitu reaksi antara karbon (grafit) dengan oksigen membentuk karbondioksida. Misalkan, kita mempunyai 1 mol karbon dan 1 mol oksigen. Kedua zat ini dapat bereaksi membentuk 1 mol karbon dioksida. Reaksinya dapat dilangsungkan menurut dua cara sebagai berikut.
3. Energi Ikatan
Untuk n tahap reaksi, maka:
Contohnya, yaitu reaksi antara karbon (grafit) dengan oksigen membentuk karbondioksida. Misalkan, kita mempunyai 1 mol karbon dan 1 mol oksigen. Kedua zat ini dapat bereaksi membentuk 1 mol karbon dioksida. Reaksinya dapat dilangsungkan menurut dua cara sebagai berikut.
Pada cara 1, reaksi berlangsung satu tahap,
sedangkan cara 2 dan cara 3 berlangsung dua tahap. Ternyata dengan beberapa
cara, perubahan entalpinya sama yaitu –394 kJ.
3. Energi Ikatan
Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua proses.
Proses yang pertama adalah pemutusan ikatan antar-atom dari senyawa yang
bereaksi dan selanjutnya proses penggabungan ikatan kemabli dari atom-atom dari
senyawa yang bereaksi dan selanjutnya proses penggabungan ikatan kembali dari
atom-atom yang terlibat reaksi sehingga membentuk susunan baru. Proses
pemutusan ikatan merupakan proses yang memerlukan kalor (endoterm), sedangkan
proses penggabungan ikatan adalah proses yang membebaskan kalor (eksoterm). Contoh :
a.
Energi
Disosiasi Ikatan (D)
Energi disosiasi ikatan merupakan energi yang
diperlukan untuk memutuskan salah satu ikatan 1 mol suatu molekul gas menjadi
gugus-gugus molekul gas. Contoh :
b.
Energi
Ikatan Rata-rata
Energi ikatan rata-rata merupakan energi rata-rata yang diperlukan untuk
memutuskan sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi
atom-atom gas.
Energi
ikatan rata-rata merupakan besaran yang cukup berarti untuk memperkirakan
besarnya energi dari suatu reaksi yang sukar ditentukan melalui pengukuran
langsung dengan calorimeter, meskipun terdapat penyimpangan-penyimpangan.
Tabel Energi ikatan rata-rata beberapa ikatan
Energi ikatan dapat digunakan sebagai petunjuk kekuatan ikatan
kestabilan suatu molekul. Molekul dengan energi ikatan besar berarti ikatan
dalam molekul tersebut kuat, yang berarti stabil. Molekul dengan energi ikatan
kecil berarti mudah terurai.
Contoh :
Selain dapat digunakan sebagai informasi kestabilan suatu molekul, nilai
energi ikatan rata-rata atau energi disosiasi ikatan dapat digunakan untuk
memperkirakan nilai perubahan entalpi suatu reaksi. Perubahan entalpi merupakan
selisih dari energi yang digunakan untuk memutuskan ikatan dengan energi yang
terjadi dari penggabungan ikatan
Rumus:
H = Energi ikatan zat pereaksi - Energi ikatan zat hasil reaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar